RESENSI NOVEL AIR MATA TERAKHIR BUNDA KARYA KIRANA KEJORA
Namun, disini saya tidak akan meresensi tentang filmnya, namun novelnya. Berikut adalah hasil resensi dari novel Air Mata Terakhir Bunda.
- IDENTITAS BUKU
· Judul buku : Air Mata Terakhir Bunda
· Pengarang : Kirana Kejora
· Penerbit : Hi-Fest Publishing
· Jumlah halaman : 202 halaman
· Tahun
terbit : 2012
· Cetakan : Keenam, Maret tahun 2012
· Tempat terbit : Jakarta Timur
· ISBN : 978-602-8814-14-0
Kirana Kejora lahir di kota Ngawi, 2 Februari
1972. Ia mulai menulis sejak usia 9 tahun. Lulusan cumlaude Fakultas
Perikanan Universitas Brawijaya. Ia adalah penulis lepas beberapa media cetak,
dan pernah menjadi pemakalah, pembicara pada Seminar Wajah Kepengarangan
Muslimah Nusantara di Malaysia pada tahun 2009. Ia juga produktif menulis novel dan script film, baik layar
lebar maupun film televisi.
Karya-karya Kirana Kejora sangat
menyentuh hati para pembaca. Salah satunya adalah novel Air Mata Terakhir Bunda.
Berikut adalah
karya lain dari Kirana Kejora :
· Antologi Tunggal Cerpen &
Puisi Perempuan dan Daun (2007)
· Kepak Elang Merangkai Eidelweis
(novel, 2006)
· Elang, (novel, 2009)
· Bintang anak TUHAN (novel, 2010)
· Querido (novel, 2011)
· Ayah Menyayangi Tanpa Akhir (novel, 2013)
· Pencarian Cinta Terakhir (novel,
2013)
· Kenang Langit (novel, 2014)
· Kidung Cinta Sejati (novel, 2014)
· Surga Kecil di Atas Awan (novel,
2015)
· Rindu Terpisah di Raja Ampat
(novel, 2015)
· Senja di Langit Praha (novel,
2015)
3.
SINOPSIS
Novel yang diadaptasi dari kisah nyata ini menceritakan
perjalanan hidup seorang anak bernama Delta yang dibesarkan oleh seorang ibu
yang begitu mencintainya. Sriyani, ibu dari Delta dan Iqbal adalah orang tua
tunggal yang harus berjuang membesarkan
kedua anak laki-lakinya. Suaminya meninggalkannya begitu saja dan menikah
kembali dengan wanita lain. Walau ditinggal oleh suaminya, Suryani
berusaha untuk terus bekerja keras demi mengurusi anak-anaknya walau hanya
dengan menjadi buruh cuci setrika dan berjualan lontong Kupang, makanan khas
Sidoarjo.
Sriyani adalah sosok Ibu
pekerja keras dan penyabar. Ia banyak memberi pelajaran pada anak-anaknya
tentang bersyukur, berprilaku jujur dan tak menjadikan kemiskinan sebagai
halangan untuk bekerja keras. Didikan sang Ibu ini terpancar dari sikap
anak-anaknya. Terutama pada Delta, sang tokoh utama dalam novel ini.
Delta adalah seorang anak
dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Pada saat kecil, ia banyak ingin tahu
tentang keberadaan sang Bapak. Walau bukan bapak yang baik, ia ingin bertemu
sekali saja dengan Bapaknya. Hingga suatu hari ia menanyakan pada ustadz di
pengajian yang ia ikuti. Pertanyaan itu tentang keadilan Tuhan yang menjadikan
Delta seorang anak dari lelaki yang meninggalkan keluarganya begitu saja.
Setelah mendengar jawabannya dari ustadz, barulah ia lega. Rasa ingin
tahu yang tinggi inilah yang membuat ia menjadi anak yang pintar di sekolahnya
hingga mendapat beasiswa penuh saat SMU bahkan sampai kuliah di salah satu
Perguruan Tinggi Negeri. Saat menjadi mahasiswa pun ia adalah aktivis yang
berprestasi.
Walau Delta adalah anak
yang cukup populer untuk kalangannya, ia tak pernah merasa malu memiliki Ibu
yang hanya penjual lontong Kupang keliling. Namun, Ibunya sangat tahu diri
ketika bertemu anaknya. Ketika berjualan, ia menjauhi anaknya, begitu pula saat
anaknya berkuliah jauh dari rumah. Walau rasa rindu yang dimiliki Suryani
sangat menggebu sampai menjenguk anaknya, ia cukup tahu diri dengan menitipkan
lontong Kupang untuk anaknya pada teman satu kosnya. Itupun ia tak menyebutkan
bahwa Ia adalah Ibu dari Delta.
Ketika membaca keseluruhan
novelnya, akan didapati bagaimana seorang Ibu dengan ketulusannya pada anak-anaknya
yang akan selalu menjadi perempuan utama dalam hidup sang anak. Bercerita tentang
kegigihan dan kekuatan perempuan menghadapi kekejaman hidup dan memberikan
cinta yang lebih untuk para anaknya.
Dalam novel ini, selain
diceritakan tentang Delta dan Ibunya, diceritakan pula bagaimana uraian
kronologis mengenai penyebab terjadinya tragedi lumpur lapindo, kearifan lokal
dari legenda misteri Candi Pari (candi purba di Siring-Porong), sejarah komedi
putar pertama di dunia, hingga lontong kupang yang merupakan makanan khas kota
lumpur Sidoarjo.
4.
KELEBIHAN
Pesan tentang
perjuangan dan kemuliaan seorang Ibu berhasil tergambar dalam novel ini. Bagaimana
Sang Ibu walau hanya seorang diri membesarkan anak-anaknya ditengah-tengah
keterbatasannya, berhasil mendidiknya menjadi orang yang sukses.
Buku ini cocok
dibaca oleh berbagai kalangan umur karena pembahasannya yang umum, tentang
sosok seorang Ibu dan bahasa yang digunakan dalam dialog juga adalah bahasa
sehari-hari.
Novel ini juga
memberikan wawasan tambahan mengenai tragedi lumpur lapindo yang terjadi di
Sidoarjo, legenda Candi Pari, hingga sejarah komedi putar pertama.
5.
KEKURANGAN
Dalam novel
banyak terdapat bahasa Surabayaan, sehingga pembaca yang tak bisa berbahasa
Surabaya akan sulit mengerti pembicaraan beberapa dialog dalam novel ini. Walau
terdapat glosarium mengenai bahasa yang dipakai, tetap akan menghambat pembaca
untuk memahami dialog.
Ketika
menjelaskan tentang dampak tragedi lumpur lapindo, cerita yang diangkat adalah
orang-orang diluar tokoh utamanya. Sehingga pembaca sulit memahami bagaimana
nasib para tokoh utama terhadap bencana lumpur lapindo tersebut.
Selain itu, novel
ini terlalu fokus pada perkembangan Delta, tidak pada Iqbal. Cerita tentang
Iqbal hanya muncul sedikit. Padahal ketika menceritakan tentang sosok Sang Ibu
dari pandangan Iqbal akan lebih menarik karena kesuksesan Ibu dalam mendidik
anak akan lebih terlihat dalam dua pandangan anaknya. Mungkin karena cerita ini
memang fokus pada hubungan Delta dan Ibunya serta halamannya yang sedikit
sehingga perkembangan Iqbal tidak terlalu menonjol dalam novel ini.
6.
PENUTUP
Walau buku ini cocok dibaca segala umur, novel ini sangat direkomendasikan
untuk dibaca bagi para remaja. Buku ini menceritakan tentang Delta yang
berprestasi dalam segala keterbatasannya dan baktinya yang tinggi pada sang
Ibu. Sehingga akan memacu semangat belajar dan membuat kita lebih menghargai
sosok Ibu dalam kehidupan.
Comments
Post a Comment